Wednesday, November 27, 2013

Pegangan Hidup (27112013)

Menjalani kehidupan tanpa ada kenangan,
Menjalani tantangan tanpa ada harapan,
Menjalani kenikmatan tanpa ada perasaan,

Hidup bukanlah sebuah ujian,
Hidup tak sekedar numpang lewat,
Tak pula dianggap sebagai hukuman.

Meraih mimpi jalani kenyataan,
Tak mungkin lari dari segala cobaan,
Yakini Dia kan selalu jadi pegangan.

~27112013~
#MotivaSyam

Saturday, September 28, 2013

Perjalanan Hati (2809013)

Semangat pagi rekan2...
Semoga akhir pekan ini dalam kondisi baik...

Syam ingin berbagi sedikit tentang Renungan Akhir Pekan :

---------------------
Dan muhasabah (evaluasi diri)ku menyimpulkan karena trlalu banyak alat elektronik, sehingga waktu untuk muqorobah (mendekatkan diri) pada Allah kurang, maka akan susah untuk Tazkiyatunnafs (membersihkan hati)

Sering kali kita berasumsi dan terus asumsi, hingga terkadang bahkan sering lupa bahwa yang menggerakkan sendi2, detak jantung, dan mengalirkan darah ini adalah Allah Sang Maha Kuasa...

Padahal jika kita sadari, sejatinya kita hanya diberi sebuah pensil, untuk menulisnya di selembar kertas, sedangkan penghapus dan bolpoin ada padaNya,

Ketika kita tulis rencana2 hidup kita, maka satu persatu akan dikoreksi oleh Allah, dinilai, dan terkadang dihapus untuk diberi pembetulan yang lebih baik dan tepat..

Hingga pada akhirnya kita bisa menjalani UjianNya dengan baik dan menerima raport yang menggembirakan...
#MotivaSyam

Semoga kita selalu diberi ketabahan dan kekuatan untuk bisa menjalankan amanahNya serta mendapat ridhoNya...

Monday, September 9, 2013

Perjalanan Batin menuju Kampung Halaman (09092013)

Dengan penuh semangat kupacu putaran roda
Dengan penuh antusias kumainkan kopling dan gas
Dengan harapan bisa sampai di sekolah sebelum jam ke 0 mulai

Namun apa daya kuasa tetap ada padaNya
Namun apa mau dikata, rencana tak selalu nyata
Namun apa boleh buat, bongkahan besi tua itu melintang di tengah jalan

Kecemasan itu mulai menyelimuti batin,
Bisakah sampai pada saat yang tepat...

Tapi, masih membekas dalam, tentang cerita perjuangan rekan2 IGI dalam buku Hope and Dream Memoar Guru.
Semoga diriku bisa menjadi bagian semangat juangnya.
Dan tak lupa terus berbakti pada orangtua tercinta...

Perjuangan itu, identik dengan Pengorbanan...
Indonesia, aku bangga jadi bagianmu...

Wednesday, July 31, 2013

Malu...


Terbaring letih dalam langkah hidupku
Tak tersadar aku telah melangkah jauh
Walau sisa jalanku juga masih panjang

Aku tetap saja tak tahu
Misteri hidup di jalanku
Hanyalah bayang ortu
Setia menemani hariku

Bosan terkadang menatap jauh
Sesekali ku terjatuh rapuh
Ya Allah, aku ini hambaMu
Tapi masih sering tidak tahu malu
Mencerca nikmat rahmatMu

~Surabayaku, 310713~
#MotivaSyam

Wednesday, June 26, 2013

Sandaran diri

Kutitipkan rindu dalam bisu,
menyusuri ceceran remah roti jejak kisah ini. ��

Hanya rintik hujan disini,
menemani langkah tanpa goyah.

Diri ini seorang pengembara,
mengitari bumi yg tak pasti.

Kadang berani namun menepi,
Kadang berhenti namun mengamati.

Sandarkan diri pada Illahi,
melepaskan segala ego yang ada di hati.

~ Surabayaku, 26062013 ~

Monday, May 27, 2013

[Monolog] URIP KUDU IKHLAS

[Monolog awal pekan bersama MotivaSyam]

Setelah seharian kemarin mencari ilmu, mulai dari Tausiyah hingga Cangkru'an Warung Kopi. Memang tak bisa dipungkiri jikalau Hearing/Listening/Mendengar/Menyimak adalah proses pembelajaran yang membosankan bagi sebagian orang, namun bisa sangat mengena bagi hamba-hamba Allah yang berfikir. Karena dengan metode inilah, kita bisa melatih kesabaran kita, konsentrasi kita dan respon sosial kita terhadap apa-apa yang disampaikan. Kadangkala bertentangan dengan prinsip, kadang sesuai, juga terkadang dirasa tidak penting, tapi lagi-lagi kita akan terus berusaha mendengarnya jika kita paham dengan yang dimaksud BELAJAR.

Berikut adalah cuplikan monolog antara His dan Syam.

His : Syam, Sejatine urip iku kudu IKHLAS.
Syam : Lha terus ikhlas iku carane piye, His?
His : Yo ora nduwe alasan iku jeneng e ikhlas.
Syam : Lho, bukan e urip iku kerono lillahi ta'ala?
His : Iyo, tapi yo kudu ati-ati noto niat. Mergo kabeh iku mbalik e soko niat.
Syam : Maksud e, wong jelas-jelas niat e kerono Gusti Allah !
His : Bener pancen e, urip iku lakune kudu kerono Gusti Allah. Tapi tetep ae, kudu ati-ati mergo syaitan iku slalu nyisip nang njero ati.
Syam : Lha tanda e urip wis gak ikhlas?
His : Mung Gusti Allah sing ngerti, tapi jelas e, nek awakdewe nglakoni opo ae sampe ngeroso wes kesel, ngeroso nduwe hak, ngeroso nduwe jasa, brarti lillahi ta'ala e perlu ditoto maneh.
Syam : Hmmmm........ (siap-siap sholat Ashar)

*mohon MAAF jika tata bahasanya amburadul ^__^

Saturday, May 25, 2013

Buah Pilihan

Ketika menanam sebuah pohon, sangat perlu merawatnya dengan memangkas daun yang kering, memupuk dan menyiraminya dengan sabar hingga tumbuhkembang dan berbuah. Adakalanya buah yang dipanen tak begitu bagus, adakalanya menjadi buah unggul. Siapapun pasti puas dan bangga mendapatkan hasil panen yang bagus, tapi yang lebih penting adalah bagaimana mensyukuri apapun hasil yang didapat, baik dalam kondisi yang tidak sesuai harapan, terlebih ketika hasilnya luarbiasa.

Menyikapi proses hidup pun baiknya demikian, tak perlu hiraukan hasil yang didapat seketika itu, tapi lebih utama adalah mensyukuri apapun keadaannya, dan terus berusaha melakukan lebih baik lagi setiap detiknya karena mencari ridho Allah.

#MotivaSyam

Selamat berjuang anak2ku,
Ujian bukan akhir segalanya, tetapi awal dari proses menyikapi hidup dengan bijak.
Nilai bukanlah penentu baik buruknya seseorang, tetapi keimanan dan manfaatlah yang lebih utama bagi seorang manusia

Wednesday, May 22, 2013

Ayo rek, dukung dulur seperjuangan ! CAK Suroboyo 2013

Dukung Cak Bayu Prasetyo untuk menjadi Cak Favorit 2013 Ketik: CNS (spasi) 17 Kirim ke 3439 (Telkomsel, Rp120/sms) http://t.co/nG5Xh52v6T -- Cak & Ning Surabaya (@CakNingSBY)

Arek PENS #Roboholic

Sunday, May 19, 2013

Mutiara Hati si Bungsu (2)

Ini adalah lanjutan cerita dari Si Bungsu berhati mutiara. Selamat menikmati
++++++++++++++++++++++++++++++++++

Sang ayah begitu senang, karena ada yang merawat dan memperhatikannya, tak jarang pula, si bungsu menyempatkan di waktu liburnya, untuk mengajak sang ayah berjalan-jalan, walau hanya sekedar makan berdua di luar, sampai menikmati keindahan alam di daerah sekitar kota tinggal mereka sekarang. Rupanya perlakuan si bungsu ini menjadi kebanggaan dan kepuasan tersendiri dari sang ayah, karena di hari tuanya, beliau masih bisa bercanda tawa dengan satu diantara anak tersayangnya, walau beliau sudah menderita penyakit tua (pikun).

Berselang beberapa bulan setelah kepindahan sang ayah ke kontrakan si bungsu. Sang ayah melemah kondisi fisiknya, beliau malah sering sakit-sakitan, dan suka manja dengan si bungsu, terkadang marah-marah. Memang ini sifat manusiawi yang terjadi, karena siklus psikis manusia seperti lingkaran tak berujung, berawal dari lahir yang tidak bisa apa-apa dan hanya menangis dan tertawa, hingga bisa mulai tengkurap, merangkak, berlari, hingga bekerja keras, namun ketika menjalani umur tuanya, maka akan kembali menjadi seorang manusia penuh manja dan labilnya.

Si Bungsu dengan tetap penuh kesabaran merawat sang ayah, malahan si bungsu lebih menyempatkan diri memanja-manjakan sang ayah. Suatu malam, ketika si bungsu mengajak sang ayah ke pantai (dingin banget pastinya), untuk melihat rembulan yang sedang tersenyum lebar dengan sempurna. Tiba-tiba sang ayah memeluk si anak, dan menunjuk pada hamparan pasir, lautan yang luas , hingga berpaku pada bulan tersebut, tak peduli disana banyak orang yang ikut serta menikmati indahnya bulan purnama dan berkata :

"Nak, lihatlah Allah menciptakan alam dan seisinya tanpa hal yang sia-sia. Tanpa meminta pun, Allah memberi kita hamparan pasir yang luas, agar kita semua bisa berkumpul disini rame-rame, diciptakan pula rembulan yang begitu indah untuk menemani keramaian, dan luasnya samudera untuk mempercantik sang bulan. Yakinlah nak, hanya untuk Allah-lah kita bernafas, hanya untuk Allah-lah kita beraktifitas, hanya untuk Allah-lah kita berjuang (menjalani hidup), karena itu adalah amanah dari Allah untuk kita di dunia ini. Kau tinggal pilih, mana yang kau ingin, menjadi hamparan pasir dan laut yang begitu besar dan banyak, atau menjadi sebuah rembulan yang kecil (dibanding hamparan pasir dan lautan), sederhana (berbentuk bulat), dan unik (berubah bentuk sesuai umur/tanggalnya)".

Si Bungsu hanya bisa mendekap erat sang ayah, hingga tak terasa tangannya basah oleh derasnya air mata yang mengalir dari keempat mata dan berpadu hingga menyentuh bumi dengan penuh lantunan 'tasbih'. Tak tersadar, sang ayah tertidur pulas dalam senyum puasnya di pelukan si bungsu.

Suara ayam berkokok dari seberang jalan membangunkan si bungsu, hendak mengajak sang ayah menghadap Penguasa Alam Semesta (Allah ta'ala) alias sholat subuh, ternyata sang ayah sudah lebih dulu berangkat, karena malaikat maut tanpa ijin kepada si bungsu, telah menjemput sang ayah dengan senyum untuk mengajak sang ayah menghadap langsung. Saat itu tepat ulang tahun sang ayah di usianya yang ke 90 tahun lebih beberapa jam, dan malam itu kado terindah untuk sang ayah dari si bungsu. Hanya diam bisu yang ada dalam diri si bungsu, memutar ulang cerita dan kata-kata sang ayah semalam.

+++++++++++++ TO BE CONTINUED ++++++++++

Setahun bersama Pecinta Anak Yatim

[Kutisari - 19/5/2013] Beberapa hari yang lalu, saya mendapat pesan dari admin page Pecinta Anak Yatim tentang beberapa event yang sedang disiapkan dalam waktu dekat ini, satu diantaranya adalah #1stPAYnniversary komunitas Pecinta Anak Yatim region Malang Raya (@PAY_Malang), yang direncanakan dilaksanakan di SMAN 4 Malang. Saya belum tahu pasti apa saja detail acara yang diadakan oleh Kerabat PAY_Malang, yang pasti sebuah moment yang berkesan bagi seluruh relawan dan beberapa rekan2 Yatim Piatu, serta pasukan Pecinta Anak Yatim dari berbagai region yang berbondong-bondong turut meramaikan 1 Tahun komunitas PAY_Malang dan sedang berlangsung sejak tadi pagi. Sayangnya rencana saya untuk turut serta hadir merayakan moment ini, hanya tinggal rencana. Karena motor sedang waktunya turun mesin dan saya terlambat menghubungi rekan-rekan PAY_Suroboyo untuk nyisip di bagasi, hehe. Wal hasil, hari ini hanya memantau twit rekan2 yang hadir di acara tersebut, sambil memutar memory otak saya terkait awal mula kenal dengan volunteer Pecinta Anak Yatim setahun yang lalu.

Bicara soal Milad, tak lepas dari sebuah perjalanan. Ya, perjalanan dalam sebuah proses kehidupan yang penuh misteri. Setahun sudah perjalanan Pecinta Anak Yatim region Malang Raya, tak beda jauh dengan PAY_Suroboyo yang sudah bergeliat lebih dahulu beberapa bulan sebelumnya. Juga berarti setahun pula kebersamaan saya bersama para relawan PAY_Suroboyo, yang berawal dari partisipasi virtual saya di @PcintaAnakYatim via Twitter-nya sahabat kaskuser saya (Sist Rachma). Tulisan ini untuk mengukir kenangan perjalanan saya berjumpa sahabat-sahabat hebat di PAY_Suroboyo, hingga mendapat tawaran menarik (untuk peserta didik saya) dari kerabat PAY_Malang (Mas Wildan).

Kala itu, pasca event Nobar 'Hafalan Shalat Delisa', tak sabar menunggu event Pecinta Anak Yatim selanjutnya, dan berharap bisa berpartisipasi langsung. Alhamdulillah, doa yang baik didengar dan terkabul, dengan adanya Nobar serentak di 5 kota (saya lupa kota mana saja) yang totalnya 1000 Anak Yatim. Saat itu kebetulan (eh, gak ada yang kebetulan sih) filmnya berjudul Negeri 5 Menara, sebuah film tentang perjuangan dan persahabatan yang diawali dalam sebuah Pondok. Meskipun partisipasi saya terlambat (detik-detik sebelum hari H) tapi tidak menyurutkan semangat saya untuk berbagi langsung dengan anak yatim, sehingga saya disambungkan oleh Sist Rachma dengan Pak Hendy (JOSS) dan Mbak Steph, kemudian disarankan langsung meluncur ke BaseCamp. Masih ingat isi smsnya 'dateng aja di Ngagel Jaya 38 Surabaya (Bebek Telor Asin Pak JOSS)', sotomatis saya agak ketakutan and minder karena biasanya cangkruk di Warkop pinggir jalan, kok diajak rapat di Rumah Makan keren.

Akhirnya, sepulang sekolah, saya sempatkan mampir langsung ke basecamp dan berjumpa dengan rekan2 volunteer PAY_Suroboyo (saat itu belum lahir nama PAY_Suroboyo) lainnya, ada Mas Irham, Mas Lutfi, Mbak Sabrina, Mas Mega, Mas Nuril (sapa lagi ya waktu itu??? oh ya, pasti juga pegawainya Pak Hendy, hehe). Seketika itu juga saya kagum dengan semangat rekan2 pengusaha muda (kecuali Pak Hendy, peace) yang punya langkah nyata untuk berbagi dengan anak Yatim di Surabaya. Singkat cerita, pembahasan saat itu, fiksasi untuk teknis Nobar yang diadakan di East Coast dan saya kebagian sedikit peran, membawakan wireless untuk Pembukaan di lokasi Nobar.

Dan ketika hari H, East Coast belum buka, tapi relawan Nobar N5M sudah siap di lokasi diiringi semangat dan senyum untuk menyambut adik-adik Yatim Piatu yang akan ikut nonton bersama para relawan dan donatur. Satu persatu lyn(baca : angkot) berdatangan membawa rombongan dari beberapa panti asuhan di berbagai daerah surabaya yang sudah dikonfirmasi hari-hari sebelumnya, bahkan ada pula panti asuhan yang menyewa mobil rental yg masih plat putih (mungkin karena pengasuhnya ingin memberikan yang terbaik dari amanah uang transportasi yang dijatah oleh relawan untuk anak-anak asuhnya). Beberapa waktu kemudian, pelataran Bioskop sudah dipenuhi dengan keceriaan adik-adik peserta nobar, mulai dari foto-foto, bercanda tawa, bahkan sudah intip-intip ke ruang studio.

Studio yang akan digunakan Nobar sudah terisi penuh oleh adik-adik dari panti asuhan beserta ustadz maupun ustadzah pengasuhnya, juga para donatur yang ingin ikut hadir, undangan dari rekan-rekan PAY dari Malang Raya, dan tentunya para relawan sendiri, sampai-sampai harus lesehan karena kursinya sudah penuh. Saat itu saya masih sangat baru di lingkaran relawan, namun saya banyak mendapat pelajaran berharga dan semangat berbagi yang luar biasa. Teringat dengan jelas (tentunya rekan lainnya yang hadir), saat enak-enaknya nonton, salah satu adik kita berlarian dengan leluasa layaknya berada di tempat bermain yang luas dan nyaman. Dan moment itu hanya akan ada di Pecinta Anak Yatim.

Alhamdulillah, event Nobar N5M saat itu bisa dikatakan sukses, dan #BuatMerekaTersenyum tak hanya sebagai Tagar komunitas Pecinta Anak Yatim, kita telah melakukan langkah nyata yang memberi solusi, bukan janji. Kepuasan, kebahagiaan, booster semangat tersendiri, ketika bisa berjuang bersama rekan-rekan semampu kita, tanpa perlu ribet adanya birokrasi. Seusai acara, dilanjutkan dengan evaluasi dan pembicaraan lebih intens tentang bagaimana komunitas Pecinta Anak Yatim di Surabaya ini selanjutnya, apa hanya sekedar mengikuti agenda PecintaAnakYatim pusat ataukah bermetamorfosa membuat agenda tersendiri juga? Akhirnya disepakati untuk menyusun agenda tersendiri dengan pengelolaan regional, namun tetap saling support antar regional. Terkait nama sendiri, awalnya banyak versi nama, setelah publish dengan nama PAY_Surabaya, sedikit bertransformasi untuk menambah bumbu perjuangan dan khas kota Pahlawan, maka menjadi PAY_Suroboyo (dibaca dengan logat arek Suroboyo ya), hehe.

Berlanjut dengan event KlinikGigi, Buber1001AnakYatim yang melahirkan event anakan bernama GarageSalePAY, QurbanForYatim dan dan terakhir yang paling panjang masanya adalah EntrePAYneurship. Sayangnya setelah KlinikGigi, kesibukan saya di sekolah semakin padat, sehingga menyita waktu berbagi saya dengan adik-adik yatim melalui PAY_Suroboyo, sehingga hanya bisa sesekali turut dalam penutupan Buber, GarageSale di Bobo Fair, dan ClosingCeremony EntrePAYneurship. Semangat yang saya kagumi dari rekan2 relawan PAY_Suroboyo adalah berbagi tanpa berpikir tentang kompetitor, padahal mereka semua adalah pengusaha-pengusaha muda yang pada umumnya dalam kamus usaha, selalu ada rahasia dan strategi 'dapur perusahaan', uniknya di PAY_Suroboyo ini, saya malah melihat satu sama lain saling support untuk saling mengembangkan usahanya.

Saat Mas Luthfi (Gorengan Girang) mulai berencana membuka outlet, maka disaat itu pula rekan-rekan PAY_Suroboyo bahu membahu mewujudkan impian calon Cak Suroboyo ini (Upzzz). Saat satu diantara rekan mendapat kesulitan dalam pengelolaan, maka yang lain memberi saran dan strategi. Hal ini yang membuat saya nyaman dengan rekan-rekan PAY_Suroboyo, walau kita berbeda-beda, tapi semangat kita adalah BERBAGI! Bahkan, tidak sedikit, ilmu yang saya dapatkan dari diskusi tentang manajemen usaha yang dilakukan rekan-rekan PAY_Suroboyo, menjadi pencerahan bagi saya yang masalahnya tidak ada kaitannya dengan urusan dagang, tapi saking detail, gamblang dan pastinya ikhlas para relawan PAY_Suroboyo untuk berbagi, maka manfaat ilmu itu tidak hanya dirasakan bagi para pengusaha muda, namun juga menjadi manfaat bagi saya yang masih belajar untuk menjadi bagian dari Pendidikan Praktis di Sekolah Formal.

Saya selalu merasakan spirit tersendiri ketika hadir langsung di tengah-tengah kegiatan atau hanya sekedar kopdar pinggir jalan di warung kopi, sate Dharmawangsa, STMJ Ngagel dan lain sebagainya. Seakan jalan keluar terkait masalah perjuangan di ranah sosial yang sedang membebani pikiran saya, menular begitu saja tanpa perlu dibicarakan, tanpa perlu penjelasan dan alasan. Karena janji Allah sudah pasti, barang siapa berjuang untukNya, maka Allah sendirilah yang akan membantu. Dan sudah menjadi rahasia umum, kalau silaturahim itu pembawa berkah dan menjadi tolak bala. Sementara sekian dulu oret-oret saya tentang Kenangan setahun bersama PAY Suroboyo bagi saya, banyak hal-hal yang belum sempat tersampaikan di sini, bahkan mungkin banyak khilafnya. Tapi saya yakin, perjuangan rekan-rekan Pecinta Anak Yatim di berbagai penjuru, akan terus menjadi bola salju perubahan Indonesia yang lebih baik, menjadi gerakan sporadis yang berangkat dari kesadaran generasi muda untuk terus beraksi sederhana dengan dampak luar biasa. Langkah nyata memberi bukti bukan janji, bahwa Indonesia bisa lebih baik.

Ditulis sebagai Kado Milad 1 Tahun PAY Malang dan Sharing Semangat kepada Relawan PAY
(Memoar by MotivaSyam)

Friday, May 17, 2013

[Kiranya]

Sahabat, sekiranya umur kita tinggal beberapa menit,
tak sampai berjumpa sang fajar esok hari,
tak sempat menyapa embun di dedaunan,

Akankah malam ini kita masih mengeluh
atas apa yang mungkin tak sesuai dengan keinginan hati ini?

Padahal, jikalau kita ingat, Allah lebih paham tentang hambaNya,
dan janjiNya pun pasti. Masihkah kita kufur padaNya?

Memang, kita hanya seorang anak manusia yang tak tahu apa2,
Yang sukanya mengeluh dan kecewa,
Yang sukanya lupa akan segala karuniaNya.

Sahabat, semoga kita masih diberi kesempatan untuk mengucap syukur,
memanjatkan hamdalah, dan berjumpa esok pagi,
dengan semangat yang lebih. #MotivaSyam

Thursday, May 16, 2013

Mutiara Hati si Bungsu (1)

Alkisah, pada suatu wilayah di suatu negeri nan jauh d sana, hiduplah sepasang suami istri yang bahagia dan terpandang, karena sikap mereka yang ramah dan juga dermawan, secara harta benda mereka berlimpah ruah. Hidup mereka sangat sederhana walau dikaruniai harta yang melimpah oleh Allah ta'ala. Mereka juga disegani oleh masyarakat sekitar

Bertahun-tahun setelah pernikahan mereka, belum mendapat amanah (anak) dari Allah, setelah 5 tahun berjalan, lahirlah si sulung dengan tidak ada kesulitan sama sekali. Betapa bahagianya pasangan suami istri tersebut, karena penantian anak pertamanya, titipan Ilahi yang tak terhingga akhirnya muncul juga di kehidupan mereka.

Si sulung mulai masuk SD dan lahirlah adek si sulung yang menggantikan si sulung menemani sang ibu d kala sulung sedang sekolah. Sulung menjadi anak yang rajin dan pandai di kelasnya, rangking 1 tak pernah lepas dari predikat dan halaman raportnya. Si Sulung juga sangat sayang dengan adeknya, dan membantu ibu menjaga adek saat ibu istirahat atau memasak.

Tak terasa, waktu berjalan cukup lama, hingga anak pertama beranjak dewasa dan bekerja merantau di luar pulau, sedangkan anak kedua baru mulai masuk SMP, selisih beberapa bulan, si bungsu lahir ke dunia dengan selamat, walau sempat sungsang dan harus operasi. Dimana perjuangan sang ibu dipertaruhkan demi sebuah kehidupan baru, anak bungsu tercintanya.

Setelah lulus SMP, adek si sulung diterima SMA dengan beasiswa di sekolah favorit dikotanya, karena prestasinya, kakak si bungsu pun baru beberapa bulan sekolah di bangku pertamanya di SMA, sudah d pilih menjadi siswa teladan dan pertukaran pelajar, sedang si bungsu menjadi anak satu-satunya yang di rumah menemani ayah dan ibu, menjadi pelipur lara di saat orang tua mereka kesepian.

Sepulang dari program pertukaran pelajar, adek si sulung pun langsung direkomendasikan oleh sekolahnya untuk meneruskan kuliah di universitas ternama di kota seberang, sesekali saja adek si sulung pulang kerumah jika libur panjang, karena kesibukannya di organisasi dan juga kebut kuliah supaya bisa segera meneruskan jenjang S2 yang diimpikannya di luar negeri.

Dan tak lama kemudian si bungsu sudah bersekolah di bangku SD, tak kalah dengan kakak sulungnya, si bungsu juga peraih predikat nomor satu dalam hal akademis maupun non akademisnya. Karena si bungsu juga sangat suka bergaul dengan masyarakat dan ringan tangan, sehingga banyak orang yang suka padanya. Hingga prestasinya mengantar ia pada beasiswa d jenjang SMP hingga kuliah.

Tak lama setelah si bungsu masuk SMP, kakak sulungnya menikah dengan wanita di pulau perantauannya, sehingga si sulung menetap di sana, dan adek si sulung berhasil meraih S1nya sesuai target, dan segera meneruskan jenjang S2nya di negeri impiannya.

Jelang Ujian Akhir SMPnya si bungsu, sang ibu jatuh sakit karena efek operasi saat melahirkan si bungsu. Tepat saat si bungsu naik kelas kedua di bangku SMAnya, ibunya wafat dan si bungsu sangat terpukul, secara dia anak paling dekat dengan ibunya dibanding kakak-kakaknya. Namun nasehat-nasehat ayahnya yang membuatnya kembali tenang dan semangat menjalani hidup.

Beberapa bulan sesudahnya, adek si sulung telah selesai menempuh pendidikan S2 di negeri seberang dan kembali k rumah, tak lama kemudian, hanya berselang beberapa pekan, adek si sulung jatuh hati pada juniornya saat kuliah S1 dulu. Sehingga lamaran dan prosesi pernikahan pun dijalani dengan lancar, karena ternyata si junior juga menaruh hati pada adek si sulung sejak dulu. Pasca menikah, adek si sulung mengikuti jejak kakaknya, yakni tinggal di rumah mertua yang kebetulan satu kota dengan tempat kuliahnya dulu.

Karena si bungsu mendapat beasiswa dari pemerintah setempat sampai jenjang kuliah, akhirnya si bungsu memilih perguruan tinggi yang tidak jauh dari rumahnya, meski lokasinya masih berada diluar kota asalnya, namun setidaknya masih bisa ditempuh untuk pulang pergi setiap harinya, supaya si bungsu bisa menemani ayahnya yang menghabiskan masa jelang pensiunnya sendirian karena sang ibu telah tiada.

Tak jarang si bungsu mengajak teman-temannya hanya untuk belajar bersama, atau mengerjakan tugas di rumahnya, agar si bungsu selalu bisa menjaga ayahnya sambil belajar bersama teman-teman. Singkat cerita, akhirnya si bungsu lulus dengan predikat cumlaude dan sebelum lulus sudah di terima kerja oleh perusahaan ternama d kota metropolitan.

Akhirnya dengan berat hati si bungsu mengambil tawaran perusahaan tersebut dan berpisah dengan ayahnya tercinta untuk kali pertamanya, walau begitu, si bungsu selalu menyempatkan dirinya pulang walau hanya sekedar membawa oleh-oleh untuk ayahnya yang seorang diri. Untungnya sang ayah merupakan orang yang disegani karena kehidupan di masa lalunya. Sehingga banyak warga sekitar yang empati untuk ikut serta merawat beliau.

Sampai pada suatu masa, sang ayah menderita penyakit tua, yakni sakit lupa (alias pikun), dan para tetangga mulai susah untuk membantu merawatnya. Sehingga sang anak berkumpul semua untuk musyawarah, sebagai kakak tertua, si sulung perlu membuka forumnya, dan mengawalinya dengan sebuah ide yang ditawarkan pada adek-adeknya.

"Adek-adek, karena ayah sudah tua, sudah saatnya ada yang merawatnya, selain itu, ayah juga punya harta yang melimpah, sehingga bagaimana jika seluruh harta warisnya akan diberikan pada siapa saja yang merawat ayah, mengingat kita semua tinggal jauh dari rumah ayah (karena mereka tinggal di perantauan)?" usul si sulung.

Kemudian mereka terdiam sejenak memikirkan usul kakak tertua mereka, tiba-tiba terdengar seseorang meminta ijin untuk menyampaikan usulnya, dengan suara sedikit ragu dan malu, karena suara itu ternyata keluar dari si bungsu yang tetap hormat pada kakak-kakaknya. Dan kakak-kakaknya pun menghargainya dan memperbolehkannya.

"Begini kakak-kakakku, aku mau merawat ayah, tapi aku takut perbuatanku ini tidak tulus, karena aku merawat ayah dengan mendapat imbalan harta warisnya kelak. Bagaimana kalau tidak sedikitpun harta waris ayah kelak yang akan diberikan pada siapapun yang merawatnya, karena Allah yang akan membalas tulus sang perawat itu nantinya, dan warisan itu tetap akan dibagi rata sesuai aturan Islam, dan sebagian kita wakafkan", usul si bungsu.

Dan kedua kakaknya pun hanya bisa mengangguk-angguk bersamaan pertanda mengerti maksud si bungsu. Akhirnya, si sulung mengambil alih pembicaraan kembali, dengan menawarkan usul si bungsu tadi, dan mereka bertiga setuju, karena dirasa itu keputusan paling bijak. Usai kesepakatan itu, si bungsu meminta satu hal lagi, dan lagi-lagi dibolehkan oleh kakak-kakaknya.

"Saya juga minta satu hal lagi kakak, karena saya masih terikat dinas dan bekerja di luar kota, biar ayah saya bawa ke tempat saya, karena kebetulan saya sudah punya kontrakan sendiri di dekat kantor, agar bisa fokus dengan kerja juga fokus merawat ayah, serta saya khawatir tergoda dengan harta waris ayah kalau saya tetap disini", pinta si bungsu.

Si sulung cuma bisa berkata, silahkan adekku, jika dirasa itu yang terbaik menurutmu, aku percaya, dan musyawarah itu selesai dengan dibawanya sang ayah ke tempat tinggal (kontrakan) si bungsu, dan rumah peninggalan orang tua beserta hartanya di titipkan pada tetangga kepercayaan keluarganya.

----------------------------- TO BE CONTINUED ------------------------------

NB : Kisah ini disusun dari kumpulan-kumpulan nasehat hidup yang disampaikan Kyai Ilyas (maaf tidak tahu nama lengkapnya) dalam tausiyah di Pondok Pesantren Mahasiswa Al Jihad yang diasuh oleh Ust Imam Hambali, tentunya dengan tambahan bumbu-bumbu super, dan tidak mengurangi rasa (alur utama) dan aroma (amanah) dalam nasehat aslinya, hanya untuk tujuan supaya mudah dimengerti. Maaf jika ada kesalahan, kesamaan dan kekurangnyamanan dalam penyampaian. Semoga sepenggal kisah tak terarah ini dapat menjadi santapan rohani yang menyejukkan hati ^_^

By : #MotivaSyam

Saturday, May 11, 2013

Kesan Closing Ceremony EntrePAYneurship

Rasa rindu tak terbendung lagi setelah dapat mensyen dari mimin Pecinta Anak Yatim (PAY Suroboyo), terkait event puncak EntrePAYneurship yang akan digelar pada Sabtu (11/05) sore. Tak kurang dari sebulan, tidak bersua dengan rekan, relawan, volunter kemanusiaan, sahabat PAY Suroboyo yg unik dan asyik.

Kegiatan kesekian yang telah digelar oleh PAY Suroboyo, kali ini adalah event yang berbeda, karena relawan diminta keikhlasan dan istiqomahnya dalam mengawal rentetan schedule yang sebenarnya satu rangkaian selama tiga bulan lebih. Rasa hormat, salut, bangga saya pada rekan2 relawan, khususnya pioneer PAY Suroboyo hingga terwujudnya entrePAYneurship.

Seusai aktifitas di sekolah, saya pastikan lokasi dan waktu acara via sms dan twitter. Dan akhirnya kepastian info saya dapat pukul 2 siang. Karena jaraknya lumayan dan khawatir kemacetan rutin sore hari di jalanan Surabaya, maka dengan terpaksa saya akhiri aktifitas lab di sekolah, agar saya tidak melewatkan moment berharga ini.

Benar adanya, setelah 60 menit perjalanan, tiba di lokasi kegiatan yang bertempat di ruang penataran UWK. Di sambit ( eh, disambut ) dengan panitia ber t-shirt biru muda dan tersemat logo lingkaran yang tak asing bagi saya. Logo itu dan wajah-wajahnya saya hafal betul, namun tak sedikit pula yang tak saya kenal. Wajah-wajah baru relawan yang ternyata mengiringi langkah sukses niat berbagi dan #BuatMerekaTersenyum membuat nostalgila saya tentang perjalanan PAY Suroboyo tak berhenti menghinggapi pikiran saya.

Acara dibuka dengan sambutan Sesepuh PAY Suroboyo (Cak Hendy - Owner bebek Pak Joss) yang menceritakan perjalanan komunitas ini. Mulai dari nobar HSD, N5M, KlinikGigi, GarageSale, Buber1001AnakYatim, Qurban, dan kini yang sedang closing Ceremony adalah EntrePAYneurship batch 1. Kedepan, impian memiliki rumah singgah untuk pembinaan lebih intens terkait skill dan tak lupa pula bekal rohani.

Dilanjutkan dengan sambutan dari Ibunda Benteng - Angger ( dua dari 8 finalis ), adalah seorang single fighter yang saya rasa ( dan hadirin lainnya ) sepakat, bahwa beliau adalah sosok seorang ibu panutan, yang berhasil mendidik anak-anaknya secara sederhana, namun luarbiasa.

Sementara sekian dulu ya, mau mluncur ke basecamp PAY Suroboyo sekaligus mencari inspirasi lanjutan EntrePAYneurship dan behind the scene (alias suka duka relawan, peserta, dan semuanya ).

**************** Bersambung dhisik yoo **********************

Semoga perjuangan dan semangat mbangun negeri dari wirausahawan muda nan peduli ini terus diridhoi oleh Allah dan menjadi aktifitas sporadis di bumi nusantara Indonesia kita ini. #MotivaSyam

Monday, May 6, 2013

Cangkir Kopi yang Mengusik

[ Benarkah pendidikan nasional? ]

Sembari melipat sajadah seusai sholat isya, tiba-tiba pikiran saya terusik oleh cuplikan memory bedah buku sabtu sore kemarin.

Ya, memang bedah buku sore hari itu sangat sederhana, hanya digelar dalam sebuah ruangan seukuran ruang kelas kuliah yang disulap menjadi tempat diskusi panelis, bertemankan ac split dan sound system ala kadarnya.

Namun, hal yang menjadi istimewa adalah  personil yang melengkapi sesi santai sore itu dan tentunya segelas kopi, menggambarkan judul buku yang kita diskusikan sore itu, "Sang Guru dan Secangkir Kopi" buah pikiran Andi Achdian yang juga ikut nimbrung sore itu.

Pengusik pikiran saya malam ini adalah closing statemen yang disampaikan bu Itje (sebagai moderator) tentang kotak-kotak, batasan, kasta, golongan dan klasifikasi sekolah di Indonesia.

Beliau menyampaikan dengan santai, walau saat itu terasa sekali aura keseriusan, keprihatinan, ketidakpuasan tentang statemen sekolah unggulan, sekolah favorit, sekolah idola yang tumbuhkembang di tengah-tengah kamus kehidupan masyarakat berpendidikan.

Saya masih ingat betul, dikala beliau dengan lugas memaparkan tentang fenomena dan dampak klasifikasi sekolah tersebut, saat itu juga hati dan pikiran saya sepakat meng-'iya'-kan paparan bu Itje. Di saat itu juga, pikiran saya melenggang jauh kepada anak-anak didik saya, dimana mereka sekolah di instansi khusus yatim piatu dan dhuafa, yang seharusnya juga menjadi tanggungjawab aparatur negara.

Kegelisahan ini semakin menjadi, ketika melihat fakta di masyarakat, masih banyak yang menomorsekiankan perlu dan pentingnya pendidikan. Andaipun cita-cita luhur pendahulu kita ingin mencerdaskan kehidupan bangsa, sebagaimana tercetak rapi dalam etalase Pembukaan UUD 1945, mengapa hingga kini yang terjadi malah kemerosotan nilai-nilai luhur yang telah diperjuangkan sejak hampir satu abad silam.

Layakkah pendidikan bangsa kita saat ini disebut "Pendidikan Nasional"? Kalau masih sering kita dapati jurang pemisah antara sekolah negeri dan swasta.

Layakkah pendidikan bangsa kita saat ini disebut "Education for All" seperti kutipan sambutan Kemdiknas 2 Mei kemarin? Kalau masih banyak kita jumpai fakta di masyarakat tentang kasta sekolah, sehingga anak-anak didik yang seharusnya punya hak yang sama, menjadi tersisihkan dan merasa berbeda hanya karena soal tradisi maupun (mohon maaf) urusan finansial.

Ah, ini hanya usikan pikiran, yang penting saat ini adalah bagaimana kita bisa mulai melangkah selaras untuk menata kembali puzzle misteri pendidikan Indonesia, demi terwujudnya generasi intan Indonesia.

*RefleksiDuaMei by #MotivaSyam

Friday, March 29, 2013

.: Duniaku Kini :.

Dear diary, aku ingin belajar menulis.
Dear boneka, aku ingin belajar bercerita.
#JamanDulu

Dear blog, aku ingin belajar mengetik.
Dear facebook, aku ingin belajar menyukai.
Dear twitter, aku ingin belajar meringkas.
Dear youtube, aku ingin belajar video.
Dear souncloud, aku ingin belajar audio.
#JamanSekarang


Sahabat, jaman ini sudah jauh berubah, dan itu sudah pasti.
Namun, sudahkah kita mengimbangi perubahan itu secara tepat?
Mampukah kita menjaga diri ini, sekitar kita dan negeri ini dari dahsyatnya gelombang peradaban teknologi multidimensi?

Jangan-jangan hanya karena kita malu dikatakan "ketinggalan jaman",
Akhirnya kita 'telan' semua teknologi yang ada tanpa 'dikunyah' terlebih dahulu.
Dampaknya 'lambung', 'jantung', dan seluruh aliran darah kita kaget hingga terkadang menjadi 'infeksi' bahkan 'terluka parah'.

Alangkah lebih santun ketika kita berusaha selektif terhadap 'suguhan-suguhan' baru yang begitu banyak ini, dan jikalau dirasa kurang baik, kesampingkan secara bijak agar tidak menyakiti perasaan si 'penyuguh'.

Kita akan jadi lebih merdeka ketika kita bisa menjadi diri sendiri, dengan berpegang teguh pada tali (agama) Allah, melalui Qur'an Hadist dan Sunnah RasulNya.

Wednesday, March 20, 2013

Sekolah = Laboratorium Kehidupan

Sekolah adalah laboratorium kehidupan untuk menunjang pembelajaran. Untuk itu perlu adanya penerapan kesadaran K3 dan pemahaman tujuan praktikum.

Dari dua hal tersebut, akan didapatkan runtutan proses kegiatan agar praktikum dapat dilaksanakan dengan tepat dan sesuai.

Terkadang perlu dilakukan dengan sangat hati-hati dan teliti, bisa juga sesekali dengan percobaan.

Nah, di dalam laboratorium itulah kita juga perlu memegang erat prinsip (aqidah) namun terkadang harus berani keluar dari kebiasaan (out of the box).

Harapannya, dapat mewujudkan sebuah kreatifitas secara nyata yang dihasilkan dari kesadaran akan perlunya melakukan sebuah tindakan dengan berpegang teguh pada aqidah yang dipercayainya.

Sunday, March 17, 2013

Manual Book Kehidupan

Seringkali dalam menjalani kehidupan ini, kita antusias melangkah, namun terkadang kita terhenti sejenak karena lelah atau bahkan bingung.

Ya, itu wajar kawan !

Saat lelah menyambut, berarti kita harus sadar, Allah juga menciptakan diri ini tidak hanya jiwa yang selalu berkobar semangat, namun juga raga yang punya hak untuk istirahat.

Dan ketika bingung menghampiri, berarti kita sudah lalai, kalau Allah juga menciptakan diri ini dilengkapi dengan tuntunanNya (Qur'an & Hadist) yang bisa dijadikan pedoman.

InsyaAllah upaya kita selalu dalam ridho Allah ^__^

Tuesday, January 8, 2013

Belajar sambil Nonton dan Berpetualang Imajinasi

Assalamu'alaikum...

Semangat Sore sahabat semua!

Seharian disibukkan dengan segala aktifitas rutin kita, namun ada kalanya kita harus mengistirahatkan sejenak agar tetap segar secara fisik, psikis dan semangat ^__^

Hari ini adalah hari efektif pertama di semester genap, setelah libur panjang yang diisi dengan aktifitas selain sekolah bagi anak didik saya. Sekaligus hari pertama juga bagi siswa/i asuh saya belajar di kelas baru.

Lho, kok bisa kelas baru? kan belum kenaikan kelas?? Ya memang bukan kenaikan kelas, atau kelas baru apalagi ruang gedung baru. Namun suasana baru dan teman-teman kelas baru. Karena banyaknya siswa/i yang sudah menjalani Praktik Kerja Industri (Prakerin), sehingga lebih efektif menggabungkannya dengan kelas sebelah.

Harapannya, dengan suasana baru, semangat juga baru, semester baru, dan semua baru (asal jangan Warga Negara baru, hehe). Rencana jangka panjang untuk menjadikan pilot project pendidikan ideal, masih penuh sesak di kepala, sedangkan pipa saluran menuangkan gagasan ini menjadi sebuah kenyataan sangat terbatas dan perlahan.

Namun, itu semua tak menyurutkan semangat dan langkah untuk terus mengabdi dan mengapresiasi perkembangan sekecil apapun dari anak didik saya. Mulai dari yang rajin belajar (karena ingin segera Prakerin), juga ada yang rajin berdiskusi dengan guru pendidik (karena ingin segera menuntaskan Remidi), bahkan sampai yang rajin mengamati Youtube (karena tertarik dengan materi baru di pelajaran Produktif Multimedia).

Memang LUAR BIASA semangat anak-anak didik saya ini, walau terkadang masih disibukkan dengan pikiran anak remaja saat kini (alias Galau) dan kejenuhan karena liburan tidak kemana-kemana, sampai masalah keluarga ataupun sekitarnya . Namun mereka tetap semangat hadir ke sekolah.

Oke, sepertinya kita sudah terlalu jauh terbawa euforia awal semester yang ceria ini. Mari kembali menginjakkan kaki ke bumi (bukan ke bulan lho yaa), untuk menjalani lagi kehidupan nyata yang semu ini.

Semester ini sudah masuk pada materi stop motion. Dan saya ikut nimbrung dalam sesi kelas gabungan yang sedang mendapat materi Produktif Multimedia dan dipandu langsung oleh Kaprodi-nya. Sehingga saya hanya mengamati suasana kelas yang terkadang bingung, kadang serius memperhatikan dan terkadang terheran-heran.

Benar adanya, karena materi ajar kali ini akan lebih banyak lagi melibatkan perhatian, emosi, hobby, dan rasa penasaran dari peserta didik. Ditambah lagi dengan adanya pemutaran langsung video karya stop motion yang ada di Youtube, dibumbui dengan peragaan atau simulasi sederhana dari pak kaprodi, demi pemahaman yang baik (bukan sekedar hafalan). Agar nantinya mereka bisa menghasilkan karya dengan sepenuh hati dan bangga atas karyanya (bukan copy paste).

Dalam pengamatan saya tersebut, pikiran saya yang lain melayang pada nilai Raport anak-anak didik saya yang belum optimal, ditambah dengan keprihatinan saya terhadap kurangnya apresiasi terhadap Sejarah dan pelajaran dari masa lalu. Tiba-tiba saya teringat dengan suatu suasana yang tak terlupakan bagi saya.

Yakni, suasana belajar dalam Pendidikan Karakter Bangsa dan Negara (PKBN) bagi Guru/Pembina OSIS. Dimana salah satu sesinya adalah kelas diskusi tentang masalah-masalah terkini. Dan tak lupa selalu diawali dengan paparan fakta dan data terkait masalah yang akan dibahas.

Disalah satu sesinya, saya tecengang, terhanyut dan termenung pada satu media, dimana saat itu sedang tersorot cahaya LCD proyektor dan menampilkan tentang Sejarah Indonesia. Uniknya, Sejarah Indonesia kali ini tidak disajikan dalam bentuk narasi deskripsi berparagraf-paragraf yang mungkin bisa membuat jenuh peserta didik masa kini yang sudah terbiasa dengan Game atau Film (baca : sajian multimedia, red).

Slide saat itu dikombinasi dengan putaran video yang berupa stop motion, yang dirajut dalam bentuk animasi dan beruntun, dan tak lupa kombinasi warna dasar namun sesuai, juga menjadikan pelengkap dalam video tersebut. Yang langsung menjadi fokus saya saat menyimak video tersebut adalah "Karya siapa yaa?", alhamdulillah terjawab dengan adanya caption creatornya dalam video tersebut.

Pemikiran saya kembali setelah salah satu siswa saya memanggil saya dan bertanya. Namun seketika itu saya bertekad untuk mencari source video sejarah Indonesia yang unik tersebut. Sambil mendengarkan dan bercakap tentang pertanyaan siswa saya.

Seusai jam sekolah, dan menanti anak-anak didik saya bermain sepak bola sejak ba'da Ashar ini, saya cari-cari dengan kata kunci yang saya ingat saat itu adalah kata 'Edu' dan 'Animasi'. Hingga sepenuhnya ingatan saya pulih dan ketemu video yang saya cari adalah produk dari EduAnimate dan berikut saya sertakan capture yang masih melekat diingatan saya seusai PKBN tersebut.

Syukur alhamdulillah, ternyata pengasingan saya di PKBN selama 5 hari (efektifnya 7 hari) berbuah manfaat, semoga EduAnimate terus berkembang, dan disertai semangat anak bangsa yang lain untuk turut serta BANGGA terhadap Indonesia sehingga menjadikan mereka tulus ikhlas membangun negeri dengan bijak sebagai Generasi Penerus Bangsa. Mau Liat Videonya??




Sunday, January 6, 2013

Geliat Mobil Listrik karya Anak Bangsa

Semangat pagi setengah siang sobat semua....

Beberapa hari ini tergelitik dengan kicauan berita tentang Tucuxi yang diawali dengan tekad membangun dan mengapresiasi karya anak bangsa,

Berlanjut dengan ramainya komentar tentang harga 1,5M dan bermodelkan sport dan high class. Memang dari desain luar biasa dan teknologinya spesial. Tak jadi masalah jika dipatok dengan harga tinggi dan alasan creator (cak Danet dkk) mengambil strategi seperti itu, selain sudah pengalaman di bidangnya dan ingin mengapresiasi karya anak bangsa.

Namun, mendengar kabar produk andalan tersebut mengalami kecelakaan saat di test drive Pak Dahlan Iskan, turut berduka atas apa yang terjadi, syukurnya tidak menelan korban jiwa, mungkin karena safety desain mobilnya, dan tentunya karena kehendak Allah :)

Berbicara soal Teknologi Mobil Listrik di Indonesia, kita tarik mundur ke belakang, kita OOT (Out of Topic) sambil bahas budaya Indonesia dan sisi teknis otomotif (sedikit) sejenak.
******************************

Saya masih ingat sangat, ketika jaman masih nak kanak :D sering diajak ama Abah bepergian berkunjung ke sanak saudara di seluruh pulau jawa, setiap ada sela liburan.. serunya naik mobil tempur alias Suzuki ST20 orisinil yang masih jamannya 2 Tak (2T).

Trus, hubungannya cerita saya dengan mobil listrik apa??

Nah, mendengar kabar Tucuxi kecelakaan di Turunan Saradan Magetan, memutar balik memori indah saya bersama mobil ST20 kesayangan, dalam perjuangan melewati tanjakan dan turunan Pacet, Saradan, dan Muria bersama keluarga saat itu..

Berbeda sekali ketika dapat kesempatan mengunjungi track yang sama menggunakan mobil Carry yang sudah 4 Tak (4T), tidak begitu kesulitan ketika menuruni lereng karena bantuan brake engine dan rem cakramnya :)
**************************

Back to topic...
Menurut pengalaman saya, kendaraan 4T punya sistem brake engine, sedangkan kendaraan listrik sama halnya dengan kendaraan 2T, tak memiliki brake engine :D (alias klo diturunkan persnelingnya, tetep aja ngaciiiiiiir)... Hal ini juga saya buktikan ketika saya berkesempatan test drive mobil listrik hasil riset BPPT atau LIPI ya? (saya lupa) ketika ada pameran HARTEKNAS 2011 di Serpong.

Kijang keluaran 94 itu masih terlihat orisinil dan standart dari luar, tapi ketika kita mengunjungi sisi belakang, terlihat tidak ada pipa keluaran (alias mulut knalpot) dan ditempel stiker "Hayo, cari mana gas buangnya?".

Saluran pengisian bahan bakar pun disulap menjadi soket listrik untuk charging battery. Masuk ke dalam mobil, untuk test drive, terlihat tambahan panel AmpMeter dan VoltMeter untuk monitoring kondisi "bahan bakar"nya.

Setelah menyalakan mesinnya, muluuuuuus, kayak mobil baru (alias tidak terdengar suara gerungan mesin). Uniknya, setelah oper persneling, tidak perlu memainkan kopling-gas. Lepas saja pedal koplingnya, lalu mainkan gas-rem seperti mobil matic :D

Tak diduga, mencoba tanjakan sekitar 40 derajat sejauh kira2 700meter tidak menjadi kendala bagi kijang listrik ini, walau tidak pakai landasan persiapan (ancang-ancang). bahkan saya mengajak teman2 ikut menumpang saat itu sekitar isi 5 orang.

Namun ketika menuruni track, oper persneling (brake engine) gak berhasil, alias bantuan handbrake yang saya pakai.

Jika dikaitkan dng kejadian Tucuxi, bisa jadi klo memang benar sistem pengeremannya sempat di utak atik, daya pengereman yang sudah di desain kurang sesuai.

Sedikit berbagi tentang press release dari Cak Danet selaku Tim Creator ASLI dari Mobil Listrik Tucuxi ini terkait kecelakaan di Saradan.

Pesan Moral dari saya, terlepas dari masalah itu semua, saya rasa :
Orang yang HEBAT bukan orang yang bisa menghasilkan sesuatu dan menjadi POPULER, tetapi adalah orang yang bisa TERUS BANGKIT dan BERKONTRIBUSI tanpa TERLARUT dalam kekecewaan MASA LALUnya #MotivaSyam

Semoga Indonesia segera memiliki Tim R&D yang terdiri dari LIPI, BPPT, dan pihak2 kompeten dan mengutamakan project bersama (bukan 'proyek' lhoo yaa)

Hiduplaaaah Indonesiaaaa Rayaaaaa ^___^

Thursday, January 3, 2013

Bukan hanya sekedar cerita -- Untuk TaKita

Selamat malam TaKita, maaf ya kakak baru balas Surat dari TaKita saat ini...

Luar biasa senangnya ketika kakak tahu ada surat dari TaKita, serasa ada secercah harapan yang kembali berhembus agar Indonesia kembali seperti sedia kala,

Dimana kakak dimasa kecil sering bermain bersama dengan teman-teman kakak di sore hari hingga menjelang maghrib, bahkan terkadang berlanjut setelah jamaah sholat Isya' permainan mulai kembali hingga pukul 8 malam, banyak sekali permainan tradisional seperti petak umpet, gobak sodor, lompat tali, benteng-bentengan, engkle...

Tak lupa kadang-kadang bapak2 ikutan menemani kami bermain, kalo kami istirahat, bapak2 itu bergantian bercerita kesana kemari tentang dongeng, persahabatan dan budaya Indonesia...

Nah nah, daripada kakak juga ikutan bicara kesana kemari, langsung saja kakak bicarakan tentang mimpi-mimpi TaKita...

Kakak sering bercerita kepada keponakan perempuan kakak yg masih 2 tahun, namanya Sausan dan sering dipanggil Lili, kadang diselingi dengan tebak-tebakan untuk melatih daya ingatnya juga...

Alhamdulillah, keponakan kakak itu sekarang sudah mandiri, bisa pakai baju, sepatu bahkan jilbab sendiri, malah kadang marah-marah kalau dipakaikan :)

Selain itu juga Ayah Bundanya juga sering melatih keterampilannya dengan nyanyian cerita sambil memperagakan gerakan atau bentuknya, lucu ngegemesin deh pokoknya...

Semoga dengan adanya TaKita, Indonesia kembali tergugah untuk cinta tanah air dan turut serta mewujudkan mimpi-mimpi TaKita beserta mimpi anak Indonesia, kita kembalikan lagu-lagu, cerita dan masa kecil anak-anak Indonesia :)

Sukses slalu ya bwt kita semua, khususnya TaKita

Salam Gemes dan Cubit untuk TaKita dari Kakak...

*Maaf ya kalau penyampaian kakak acak dan kaku, masih belajar bercerita dengan baik ^__^