Sunday, May 19, 2013

Setahun bersama Pecinta Anak Yatim

[Kutisari - 19/5/2013] Beberapa hari yang lalu, saya mendapat pesan dari admin page Pecinta Anak Yatim tentang beberapa event yang sedang disiapkan dalam waktu dekat ini, satu diantaranya adalah #1stPAYnniversary komunitas Pecinta Anak Yatim region Malang Raya (@PAY_Malang), yang direncanakan dilaksanakan di SMAN 4 Malang. Saya belum tahu pasti apa saja detail acara yang diadakan oleh Kerabat PAY_Malang, yang pasti sebuah moment yang berkesan bagi seluruh relawan dan beberapa rekan2 Yatim Piatu, serta pasukan Pecinta Anak Yatim dari berbagai region yang berbondong-bondong turut meramaikan 1 Tahun komunitas PAY_Malang dan sedang berlangsung sejak tadi pagi. Sayangnya rencana saya untuk turut serta hadir merayakan moment ini, hanya tinggal rencana. Karena motor sedang waktunya turun mesin dan saya terlambat menghubungi rekan-rekan PAY_Suroboyo untuk nyisip di bagasi, hehe. Wal hasil, hari ini hanya memantau twit rekan2 yang hadir di acara tersebut, sambil memutar memory otak saya terkait awal mula kenal dengan volunteer Pecinta Anak Yatim setahun yang lalu.

Bicara soal Milad, tak lepas dari sebuah perjalanan. Ya, perjalanan dalam sebuah proses kehidupan yang penuh misteri. Setahun sudah perjalanan Pecinta Anak Yatim region Malang Raya, tak beda jauh dengan PAY_Suroboyo yang sudah bergeliat lebih dahulu beberapa bulan sebelumnya. Juga berarti setahun pula kebersamaan saya bersama para relawan PAY_Suroboyo, yang berawal dari partisipasi virtual saya di @PcintaAnakYatim via Twitter-nya sahabat kaskuser saya (Sist Rachma). Tulisan ini untuk mengukir kenangan perjalanan saya berjumpa sahabat-sahabat hebat di PAY_Suroboyo, hingga mendapat tawaran menarik (untuk peserta didik saya) dari kerabat PAY_Malang (Mas Wildan).

Kala itu, pasca event Nobar 'Hafalan Shalat Delisa', tak sabar menunggu event Pecinta Anak Yatim selanjutnya, dan berharap bisa berpartisipasi langsung. Alhamdulillah, doa yang baik didengar dan terkabul, dengan adanya Nobar serentak di 5 kota (saya lupa kota mana saja) yang totalnya 1000 Anak Yatim. Saat itu kebetulan (eh, gak ada yang kebetulan sih) filmnya berjudul Negeri 5 Menara, sebuah film tentang perjuangan dan persahabatan yang diawali dalam sebuah Pondok. Meskipun partisipasi saya terlambat (detik-detik sebelum hari H) tapi tidak menyurutkan semangat saya untuk berbagi langsung dengan anak yatim, sehingga saya disambungkan oleh Sist Rachma dengan Pak Hendy (JOSS) dan Mbak Steph, kemudian disarankan langsung meluncur ke BaseCamp. Masih ingat isi smsnya 'dateng aja di Ngagel Jaya 38 Surabaya (Bebek Telor Asin Pak JOSS)', sotomatis saya agak ketakutan and minder karena biasanya cangkruk di Warkop pinggir jalan, kok diajak rapat di Rumah Makan keren.

Akhirnya, sepulang sekolah, saya sempatkan mampir langsung ke basecamp dan berjumpa dengan rekan2 volunteer PAY_Suroboyo (saat itu belum lahir nama PAY_Suroboyo) lainnya, ada Mas Irham, Mas Lutfi, Mbak Sabrina, Mas Mega, Mas Nuril (sapa lagi ya waktu itu??? oh ya, pasti juga pegawainya Pak Hendy, hehe). Seketika itu juga saya kagum dengan semangat rekan2 pengusaha muda (kecuali Pak Hendy, peace) yang punya langkah nyata untuk berbagi dengan anak Yatim di Surabaya. Singkat cerita, pembahasan saat itu, fiksasi untuk teknis Nobar yang diadakan di East Coast dan saya kebagian sedikit peran, membawakan wireless untuk Pembukaan di lokasi Nobar.

Dan ketika hari H, East Coast belum buka, tapi relawan Nobar N5M sudah siap di lokasi diiringi semangat dan senyum untuk menyambut adik-adik Yatim Piatu yang akan ikut nonton bersama para relawan dan donatur. Satu persatu lyn(baca : angkot) berdatangan membawa rombongan dari beberapa panti asuhan di berbagai daerah surabaya yang sudah dikonfirmasi hari-hari sebelumnya, bahkan ada pula panti asuhan yang menyewa mobil rental yg masih plat putih (mungkin karena pengasuhnya ingin memberikan yang terbaik dari amanah uang transportasi yang dijatah oleh relawan untuk anak-anak asuhnya). Beberapa waktu kemudian, pelataran Bioskop sudah dipenuhi dengan keceriaan adik-adik peserta nobar, mulai dari foto-foto, bercanda tawa, bahkan sudah intip-intip ke ruang studio.

Studio yang akan digunakan Nobar sudah terisi penuh oleh adik-adik dari panti asuhan beserta ustadz maupun ustadzah pengasuhnya, juga para donatur yang ingin ikut hadir, undangan dari rekan-rekan PAY dari Malang Raya, dan tentunya para relawan sendiri, sampai-sampai harus lesehan karena kursinya sudah penuh. Saat itu saya masih sangat baru di lingkaran relawan, namun saya banyak mendapat pelajaran berharga dan semangat berbagi yang luar biasa. Teringat dengan jelas (tentunya rekan lainnya yang hadir), saat enak-enaknya nonton, salah satu adik kita berlarian dengan leluasa layaknya berada di tempat bermain yang luas dan nyaman. Dan moment itu hanya akan ada di Pecinta Anak Yatim.

Alhamdulillah, event Nobar N5M saat itu bisa dikatakan sukses, dan #BuatMerekaTersenyum tak hanya sebagai Tagar komunitas Pecinta Anak Yatim, kita telah melakukan langkah nyata yang memberi solusi, bukan janji. Kepuasan, kebahagiaan, booster semangat tersendiri, ketika bisa berjuang bersama rekan-rekan semampu kita, tanpa perlu ribet adanya birokrasi. Seusai acara, dilanjutkan dengan evaluasi dan pembicaraan lebih intens tentang bagaimana komunitas Pecinta Anak Yatim di Surabaya ini selanjutnya, apa hanya sekedar mengikuti agenda PecintaAnakYatim pusat ataukah bermetamorfosa membuat agenda tersendiri juga? Akhirnya disepakati untuk menyusun agenda tersendiri dengan pengelolaan regional, namun tetap saling support antar regional. Terkait nama sendiri, awalnya banyak versi nama, setelah publish dengan nama PAY_Surabaya, sedikit bertransformasi untuk menambah bumbu perjuangan dan khas kota Pahlawan, maka menjadi PAY_Suroboyo (dibaca dengan logat arek Suroboyo ya), hehe.

Berlanjut dengan event KlinikGigi, Buber1001AnakYatim yang melahirkan event anakan bernama GarageSalePAY, QurbanForYatim dan dan terakhir yang paling panjang masanya adalah EntrePAYneurship. Sayangnya setelah KlinikGigi, kesibukan saya di sekolah semakin padat, sehingga menyita waktu berbagi saya dengan adik-adik yatim melalui PAY_Suroboyo, sehingga hanya bisa sesekali turut dalam penutupan Buber, GarageSale di Bobo Fair, dan ClosingCeremony EntrePAYneurship. Semangat yang saya kagumi dari rekan2 relawan PAY_Suroboyo adalah berbagi tanpa berpikir tentang kompetitor, padahal mereka semua adalah pengusaha-pengusaha muda yang pada umumnya dalam kamus usaha, selalu ada rahasia dan strategi 'dapur perusahaan', uniknya di PAY_Suroboyo ini, saya malah melihat satu sama lain saling support untuk saling mengembangkan usahanya.

Saat Mas Luthfi (Gorengan Girang) mulai berencana membuka outlet, maka disaat itu pula rekan-rekan PAY_Suroboyo bahu membahu mewujudkan impian calon Cak Suroboyo ini (Upzzz). Saat satu diantara rekan mendapat kesulitan dalam pengelolaan, maka yang lain memberi saran dan strategi. Hal ini yang membuat saya nyaman dengan rekan-rekan PAY_Suroboyo, walau kita berbeda-beda, tapi semangat kita adalah BERBAGI! Bahkan, tidak sedikit, ilmu yang saya dapatkan dari diskusi tentang manajemen usaha yang dilakukan rekan-rekan PAY_Suroboyo, menjadi pencerahan bagi saya yang masalahnya tidak ada kaitannya dengan urusan dagang, tapi saking detail, gamblang dan pastinya ikhlas para relawan PAY_Suroboyo untuk berbagi, maka manfaat ilmu itu tidak hanya dirasakan bagi para pengusaha muda, namun juga menjadi manfaat bagi saya yang masih belajar untuk menjadi bagian dari Pendidikan Praktis di Sekolah Formal.

Saya selalu merasakan spirit tersendiri ketika hadir langsung di tengah-tengah kegiatan atau hanya sekedar kopdar pinggir jalan di warung kopi, sate Dharmawangsa, STMJ Ngagel dan lain sebagainya. Seakan jalan keluar terkait masalah perjuangan di ranah sosial yang sedang membebani pikiran saya, menular begitu saja tanpa perlu dibicarakan, tanpa perlu penjelasan dan alasan. Karena janji Allah sudah pasti, barang siapa berjuang untukNya, maka Allah sendirilah yang akan membantu. Dan sudah menjadi rahasia umum, kalau silaturahim itu pembawa berkah dan menjadi tolak bala. Sementara sekian dulu oret-oret saya tentang Kenangan setahun bersama PAY Suroboyo bagi saya, banyak hal-hal yang belum sempat tersampaikan di sini, bahkan mungkin banyak khilafnya. Tapi saya yakin, perjuangan rekan-rekan Pecinta Anak Yatim di berbagai penjuru, akan terus menjadi bola salju perubahan Indonesia yang lebih baik, menjadi gerakan sporadis yang berangkat dari kesadaran generasi muda untuk terus beraksi sederhana dengan dampak luar biasa. Langkah nyata memberi bukti bukan janji, bahwa Indonesia bisa lebih baik.

Ditulis sebagai Kado Milad 1 Tahun PAY Malang dan Sharing Semangat kepada Relawan PAY
(Memoar by MotivaSyam)

2 comments:

  1. Subhanallah .. KerON mas ..
    Smoga para relawan #keepistiqomahsampaiqusnulkhotimah

    ReplyDelete
  2. Masya Allah...
    Jazaakallah Mas Syam atas kisah inspiratif ini.. (y)

    Oyaa Mas... Bila berkenan tuk memasukkan link blog PAY ini http://pecintaanakyatim.com/donasi/ diartikel Mas ini... ?

    Jazaakumullah...

    ReplyDelete