Tuesday, January 8, 2013

Belajar sambil Nonton dan Berpetualang Imajinasi

Assalamu'alaikum...

Semangat Sore sahabat semua!

Seharian disibukkan dengan segala aktifitas rutin kita, namun ada kalanya kita harus mengistirahatkan sejenak agar tetap segar secara fisik, psikis dan semangat ^__^

Hari ini adalah hari efektif pertama di semester genap, setelah libur panjang yang diisi dengan aktifitas selain sekolah bagi anak didik saya. Sekaligus hari pertama juga bagi siswa/i asuh saya belajar di kelas baru.

Lho, kok bisa kelas baru? kan belum kenaikan kelas?? Ya memang bukan kenaikan kelas, atau kelas baru apalagi ruang gedung baru. Namun suasana baru dan teman-teman kelas baru. Karena banyaknya siswa/i yang sudah menjalani Praktik Kerja Industri (Prakerin), sehingga lebih efektif menggabungkannya dengan kelas sebelah.

Harapannya, dengan suasana baru, semangat juga baru, semester baru, dan semua baru (asal jangan Warga Negara baru, hehe). Rencana jangka panjang untuk menjadikan pilot project pendidikan ideal, masih penuh sesak di kepala, sedangkan pipa saluran menuangkan gagasan ini menjadi sebuah kenyataan sangat terbatas dan perlahan.

Namun, itu semua tak menyurutkan semangat dan langkah untuk terus mengabdi dan mengapresiasi perkembangan sekecil apapun dari anak didik saya. Mulai dari yang rajin belajar (karena ingin segera Prakerin), juga ada yang rajin berdiskusi dengan guru pendidik (karena ingin segera menuntaskan Remidi), bahkan sampai yang rajin mengamati Youtube (karena tertarik dengan materi baru di pelajaran Produktif Multimedia).

Memang LUAR BIASA semangat anak-anak didik saya ini, walau terkadang masih disibukkan dengan pikiran anak remaja saat kini (alias Galau) dan kejenuhan karena liburan tidak kemana-kemana, sampai masalah keluarga ataupun sekitarnya . Namun mereka tetap semangat hadir ke sekolah.

Oke, sepertinya kita sudah terlalu jauh terbawa euforia awal semester yang ceria ini. Mari kembali menginjakkan kaki ke bumi (bukan ke bulan lho yaa), untuk menjalani lagi kehidupan nyata yang semu ini.

Semester ini sudah masuk pada materi stop motion. Dan saya ikut nimbrung dalam sesi kelas gabungan yang sedang mendapat materi Produktif Multimedia dan dipandu langsung oleh Kaprodi-nya. Sehingga saya hanya mengamati suasana kelas yang terkadang bingung, kadang serius memperhatikan dan terkadang terheran-heran.

Benar adanya, karena materi ajar kali ini akan lebih banyak lagi melibatkan perhatian, emosi, hobby, dan rasa penasaran dari peserta didik. Ditambah lagi dengan adanya pemutaran langsung video karya stop motion yang ada di Youtube, dibumbui dengan peragaan atau simulasi sederhana dari pak kaprodi, demi pemahaman yang baik (bukan sekedar hafalan). Agar nantinya mereka bisa menghasilkan karya dengan sepenuh hati dan bangga atas karyanya (bukan copy paste).

Dalam pengamatan saya tersebut, pikiran saya yang lain melayang pada nilai Raport anak-anak didik saya yang belum optimal, ditambah dengan keprihatinan saya terhadap kurangnya apresiasi terhadap Sejarah dan pelajaran dari masa lalu. Tiba-tiba saya teringat dengan suatu suasana yang tak terlupakan bagi saya.

Yakni, suasana belajar dalam Pendidikan Karakter Bangsa dan Negara (PKBN) bagi Guru/Pembina OSIS. Dimana salah satu sesinya adalah kelas diskusi tentang masalah-masalah terkini. Dan tak lupa selalu diawali dengan paparan fakta dan data terkait masalah yang akan dibahas.

Disalah satu sesinya, saya tecengang, terhanyut dan termenung pada satu media, dimana saat itu sedang tersorot cahaya LCD proyektor dan menampilkan tentang Sejarah Indonesia. Uniknya, Sejarah Indonesia kali ini tidak disajikan dalam bentuk narasi deskripsi berparagraf-paragraf yang mungkin bisa membuat jenuh peserta didik masa kini yang sudah terbiasa dengan Game atau Film (baca : sajian multimedia, red).

Slide saat itu dikombinasi dengan putaran video yang berupa stop motion, yang dirajut dalam bentuk animasi dan beruntun, dan tak lupa kombinasi warna dasar namun sesuai, juga menjadikan pelengkap dalam video tersebut. Yang langsung menjadi fokus saya saat menyimak video tersebut adalah "Karya siapa yaa?", alhamdulillah terjawab dengan adanya caption creatornya dalam video tersebut.

Pemikiran saya kembali setelah salah satu siswa saya memanggil saya dan bertanya. Namun seketika itu saya bertekad untuk mencari source video sejarah Indonesia yang unik tersebut. Sambil mendengarkan dan bercakap tentang pertanyaan siswa saya.

Seusai jam sekolah, dan menanti anak-anak didik saya bermain sepak bola sejak ba'da Ashar ini, saya cari-cari dengan kata kunci yang saya ingat saat itu adalah kata 'Edu' dan 'Animasi'. Hingga sepenuhnya ingatan saya pulih dan ketemu video yang saya cari adalah produk dari EduAnimate dan berikut saya sertakan capture yang masih melekat diingatan saya seusai PKBN tersebut.

Syukur alhamdulillah, ternyata pengasingan saya di PKBN selama 5 hari (efektifnya 7 hari) berbuah manfaat, semoga EduAnimate terus berkembang, dan disertai semangat anak bangsa yang lain untuk turut serta BANGGA terhadap Indonesia sehingga menjadikan mereka tulus ikhlas membangun negeri dengan bijak sebagai Generasi Penerus Bangsa. Mau Liat Videonya??




Sunday, January 6, 2013

Geliat Mobil Listrik karya Anak Bangsa

Semangat pagi setengah siang sobat semua....

Beberapa hari ini tergelitik dengan kicauan berita tentang Tucuxi yang diawali dengan tekad membangun dan mengapresiasi karya anak bangsa,

Berlanjut dengan ramainya komentar tentang harga 1,5M dan bermodelkan sport dan high class. Memang dari desain luar biasa dan teknologinya spesial. Tak jadi masalah jika dipatok dengan harga tinggi dan alasan creator (cak Danet dkk) mengambil strategi seperti itu, selain sudah pengalaman di bidangnya dan ingin mengapresiasi karya anak bangsa.

Namun, mendengar kabar produk andalan tersebut mengalami kecelakaan saat di test drive Pak Dahlan Iskan, turut berduka atas apa yang terjadi, syukurnya tidak menelan korban jiwa, mungkin karena safety desain mobilnya, dan tentunya karena kehendak Allah :)

Berbicara soal Teknologi Mobil Listrik di Indonesia, kita tarik mundur ke belakang, kita OOT (Out of Topic) sambil bahas budaya Indonesia dan sisi teknis otomotif (sedikit) sejenak.
******************************

Saya masih ingat sangat, ketika jaman masih nak kanak :D sering diajak ama Abah bepergian berkunjung ke sanak saudara di seluruh pulau jawa, setiap ada sela liburan.. serunya naik mobil tempur alias Suzuki ST20 orisinil yang masih jamannya 2 Tak (2T).

Trus, hubungannya cerita saya dengan mobil listrik apa??

Nah, mendengar kabar Tucuxi kecelakaan di Turunan Saradan Magetan, memutar balik memori indah saya bersama mobil ST20 kesayangan, dalam perjuangan melewati tanjakan dan turunan Pacet, Saradan, dan Muria bersama keluarga saat itu..

Berbeda sekali ketika dapat kesempatan mengunjungi track yang sama menggunakan mobil Carry yang sudah 4 Tak (4T), tidak begitu kesulitan ketika menuruni lereng karena bantuan brake engine dan rem cakramnya :)
**************************

Back to topic...
Menurut pengalaman saya, kendaraan 4T punya sistem brake engine, sedangkan kendaraan listrik sama halnya dengan kendaraan 2T, tak memiliki brake engine :D (alias klo diturunkan persnelingnya, tetep aja ngaciiiiiiir)... Hal ini juga saya buktikan ketika saya berkesempatan test drive mobil listrik hasil riset BPPT atau LIPI ya? (saya lupa) ketika ada pameran HARTEKNAS 2011 di Serpong.

Kijang keluaran 94 itu masih terlihat orisinil dan standart dari luar, tapi ketika kita mengunjungi sisi belakang, terlihat tidak ada pipa keluaran (alias mulut knalpot) dan ditempel stiker "Hayo, cari mana gas buangnya?".

Saluran pengisian bahan bakar pun disulap menjadi soket listrik untuk charging battery. Masuk ke dalam mobil, untuk test drive, terlihat tambahan panel AmpMeter dan VoltMeter untuk monitoring kondisi "bahan bakar"nya.

Setelah menyalakan mesinnya, muluuuuuus, kayak mobil baru (alias tidak terdengar suara gerungan mesin). Uniknya, setelah oper persneling, tidak perlu memainkan kopling-gas. Lepas saja pedal koplingnya, lalu mainkan gas-rem seperti mobil matic :D

Tak diduga, mencoba tanjakan sekitar 40 derajat sejauh kira2 700meter tidak menjadi kendala bagi kijang listrik ini, walau tidak pakai landasan persiapan (ancang-ancang). bahkan saya mengajak teman2 ikut menumpang saat itu sekitar isi 5 orang.

Namun ketika menuruni track, oper persneling (brake engine) gak berhasil, alias bantuan handbrake yang saya pakai.

Jika dikaitkan dng kejadian Tucuxi, bisa jadi klo memang benar sistem pengeremannya sempat di utak atik, daya pengereman yang sudah di desain kurang sesuai.

Sedikit berbagi tentang press release dari Cak Danet selaku Tim Creator ASLI dari Mobil Listrik Tucuxi ini terkait kecelakaan di Saradan.

Pesan Moral dari saya, terlepas dari masalah itu semua, saya rasa :
Orang yang HEBAT bukan orang yang bisa menghasilkan sesuatu dan menjadi POPULER, tetapi adalah orang yang bisa TERUS BANGKIT dan BERKONTRIBUSI tanpa TERLARUT dalam kekecewaan MASA LALUnya #MotivaSyam

Semoga Indonesia segera memiliki Tim R&D yang terdiri dari LIPI, BPPT, dan pihak2 kompeten dan mengutamakan project bersama (bukan 'proyek' lhoo yaa)

Hiduplaaaah Indonesiaaaa Rayaaaaa ^___^

Thursday, January 3, 2013

Bukan hanya sekedar cerita -- Untuk TaKita

Selamat malam TaKita, maaf ya kakak baru balas Surat dari TaKita saat ini...

Luar biasa senangnya ketika kakak tahu ada surat dari TaKita, serasa ada secercah harapan yang kembali berhembus agar Indonesia kembali seperti sedia kala,

Dimana kakak dimasa kecil sering bermain bersama dengan teman-teman kakak di sore hari hingga menjelang maghrib, bahkan terkadang berlanjut setelah jamaah sholat Isya' permainan mulai kembali hingga pukul 8 malam, banyak sekali permainan tradisional seperti petak umpet, gobak sodor, lompat tali, benteng-bentengan, engkle...

Tak lupa kadang-kadang bapak2 ikutan menemani kami bermain, kalo kami istirahat, bapak2 itu bergantian bercerita kesana kemari tentang dongeng, persahabatan dan budaya Indonesia...

Nah nah, daripada kakak juga ikutan bicara kesana kemari, langsung saja kakak bicarakan tentang mimpi-mimpi TaKita...

Kakak sering bercerita kepada keponakan perempuan kakak yg masih 2 tahun, namanya Sausan dan sering dipanggil Lili, kadang diselingi dengan tebak-tebakan untuk melatih daya ingatnya juga...

Alhamdulillah, keponakan kakak itu sekarang sudah mandiri, bisa pakai baju, sepatu bahkan jilbab sendiri, malah kadang marah-marah kalau dipakaikan :)

Selain itu juga Ayah Bundanya juga sering melatih keterampilannya dengan nyanyian cerita sambil memperagakan gerakan atau bentuknya, lucu ngegemesin deh pokoknya...

Semoga dengan adanya TaKita, Indonesia kembali tergugah untuk cinta tanah air dan turut serta mewujudkan mimpi-mimpi TaKita beserta mimpi anak Indonesia, kita kembalikan lagu-lagu, cerita dan masa kecil anak-anak Indonesia :)

Sukses slalu ya bwt kita semua, khususnya TaKita

Salam Gemes dan Cubit untuk TaKita dari Kakak...

*Maaf ya kalau penyampaian kakak acak dan kaku, masih belajar bercerita dengan baik ^__^